Connect with us

Bola Indonesia

Arema FC Menghadapi Tuan Rumah Bali United

Published

on

Arema FC menghadapi laga berat dalam lanjutan Shopee Liga 1, Sabtu (24/8/2019). Mereka menantang tuan rumah Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar.

Meskipun Bali United kehilangan empat pemain kunci ke Timnas Indonesia, mereka tetap tim yang tangguh. Pelatih Bali United, Stefano Cugurra sudah menyiapkan pengganti Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, Andhika Wijaya, dan Ricky Fajrin.

Bagi Arema, ini merupakan kesempatan emas untuk memangkas jarak dengan Bali United yang sementara ada di puncak klasemen.

“Manajemen berharap pemain bisa bermain lepas dan dapat poin di Bali. Jadi kami berangkat bukan sebagai wisatawan ke sana. Tapi untuk memberikan perlawanan juga,” kata General Manager Arema FC, Ruddy Widodo.

Sudah jadi rahasia umum jika tandang ke Bali jadi yang paling ditunggu semua pemain profesional. Mereka bisa sekaligus berlibur sejenak di Pulau Dewata. Namun, Arema menginstruksikan pemain melupakan agenda relaks.

“Kami mencoba mengumpulkan poin tandang, karena ada tiga pertandingan yang kalah,” lanjutnya.

Statistik Arema saat main di kandang lawan tergolong jelek. Mereka baru mencetak enam gol dan meraih empat poin dari enam pertandingan.

“Bali United sekarang memang sedang bagus. Tapi tim kami juga dalam situasi yang bagus pula,” tegasnya.

Arema FC punya catatan manis dan buruk ketika bermain di Stadion Kapten I Wayan Dipta.

Catatan manisnya, Singo Edan dua kali jadi juara Bali Island Cup, yakni tahun 2015 dan 2016.

Selain itu, Arema FC juga memenangi fase penyisihan Bhayangkara Cup 2016 di Bali dan akhirnya keluar jadi juara turnamen tersebut.

Sementara catatan buruknya terjadi musim 2017. Arema dibantai 1-6. Rekor kekalahan terbesar terbesar yang bertahan hingga saat ini. Pada laga itu, Sylvano Comvalius dua kali membobol gawang Arema.

“Kami memang pernah kalah besar di Bali. Tapi catatan manis juga pernah didapat disana. Artinya, ada peluang bagi Arema untuk dapat poin nanti,” pungkasnya.

Bola Indonesia

Ronaldo – Messi ? 5 Pemain Terbaik untuk Masa Depan Sepak Bola

Published

on

By

Para penggemar sepakbola sudah dibuat takjub akan penampilan dari kedua pemain terbaik didunia, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi dalam belasan tahun terakhir. Sayangnya, masa masa mereka berdua tidak akan bertahan sampai selamanya.

Megabintang Ronaldo dan Messi sudah tidak muda lagi, dimana Ronaldo sudah berumur 35 dan Messi sudah berumur 32 tahun yang akan mendekati masa gantung sepatu.

Messi dan Ronaldo sudah pasti bakal gantung sepatu, hanya soal waktu. Namun, pertanyaan besarnya adalah: Siapa yang bakal menggantikan mereka berdua sebagai pesepak bola terbaik berikutnya?

Siapa saja pemain-pemain yang masuk dalam rentang usia itu dan bisa jadi penerus Messi Ronaldo?

1. Kylian Mbappe

Usia: 21
Klub: PSG
Posisi: Striker
Nilai Pasar: 180 juta Euro

Nama pertama dengan peluang yang paling besar. Kylian Mbappe memang pantas meneruskan jejak Ronaldo-Messi, bahkan mungkin bisa melebihi keduanya (?).

Mbappe mulai dikenal sekitar tiga tahun terakhir. Bibitnya tercipta di AS Monaco, kini dipupuk PSG. Di usia yang begitu muda, Mbappe sudah mengoleksi satu trofi Piala Dunia — hal yang tidak bisa dilakukan Ronaldo-Messi.

Jika perkembangannya berjalan lancar dan mau bergabung dengan klub yang mampu memaksimalkan potensinya, Mbappe jelas siap jadi pesepak bola terbaik di dunia yang berikutnya.

Trofi: Piala Dunia (2018), 4 Ligue 1, Piala Liga Prancis, Euro U-19, 2 Piala Super Prancis, 2 Top Scorer Ligue 1 (2018/19, 2019/20)

Penghargaan: Golden Boy 2017, Kopa Trophy 2018, FIFA World Cup Best Young Player 2018, French Player of the Year 2018, Ligue 1 Young Player of the Year 2016/17, 2017/18, 2018/2019

2. Vinicius Junior


Usia: 19
Klub: Real Madrid
Posisi: Winger kiri
Nilai pasar: 70 juta euro

Kini berada dalam pengawasan Real Madrid, rasanya Vinicius Junior sedang disiapkan jadi pesepak bola terbaik di dunia. Memang bakatnya masih mentah, tapi gol-gol Vinicius sudah cukup membuktikan potensinya.

Dia pun beruntung bisa mendapatkan bimbingan langsung dari pelatih sekelas Zinedine Zidane, salah satu ahli taktik terbaik di dunia. Jika bisa berjuang membuktikan diri di bawah Zidane, jalan Vini lancar untuk jadi pemain terbaik.

Trofi: Piala Super Spanyol, Piala Dunia Antarklub, Conmebol Sudamericano U-15, Conmebol Sudamericano U-17

Penghargaan: –

3. Erling Haaland


Usia: 19
Klub: Borussia Dortmund
Posisi: Striker
Nilai pasar: 80 juta euro

Tergolong pendatang baru, tapi rasanya sulit mencoret nama Erling Haaland dari daftar ini. Dia mencuri perhatian sejak musim lalu, ketika membantu RB Salzburg tampil impresif di Liga Champions.

Sebenarnya Haaland sudah mulai menggila ketika mencetak 9 gol dalam satu pertandingan, tepatnya kala membantu Timnas U-20 Norwegia mengalahkan Honduras U-20 dengan skor telak 12-0.

Dia melanjutkan performa luar biasa itu sampai sekarang. Haaland merupakan pemain pertama dalam sejarah Liga Champions yang bisa mencetak enam gol dalam tiga pertandingan pertamanya.

Trofi: Liga Austria, Piala Austria, Top Scorer Liga Austria 2018/19

Penghargaan: Eliteserien Breakthrough of the Year 2018, FIFA U-20 World Cup Golden Boot 2019, UEFA Champions League Breakthrough XI 2019

4. Joao Felix

Usia: 20
Klub: Atletico Madrid
Posisi: Second striker
Nilai pasar: 100 juta euro

Keberhasilannya meraih status Golden Boy 2019 jelas membuat Joao Felix layak dipertimbangkan. Di usia yang begitu muda dia sudah tampil begitu berani saat menyerang dan berusaha mencetak gol.

Sayangnya perkembangan Felix diyakini macet sejak bergabung dengan Atletico Madrid pada musim 2019/20 ini. Bukan berarti Atletico tim buruk, hanya gaya bermain defensif ala Diego Simeone disebut tidak akan bisa memaksimalkan potensi Felix.

Mau tak mau, Felix mungkin harus mempertimbangkan kemungkinan pindah ke klub lain yang bisa jadi wadah perkembangannya untuk jadi pemain terbaik di dunia.

Trofi: Primeira Liga 2018/19, Campeonato Nacional de Juniores 2017/18, UEFA Nations League 2019/19

Penghargaan: Golden Boy 2019, Globe Revelation Player 2019, Golden Globes: 2019 Best Newcomer

5. Matthijs de Ligt


Usia: 20
Klub: Juventus
Posisi: Bek tengah
Nilai pasar: 75 juta euro

Satu-satunya pemain bertahan dalam daftar ini sudah cukup membuktikan kualitas Matthijs de Ligt. Dia mulai dikenal ketika memimpin Ajax Amsterdam pada perjalanan ajaib mereka musim 2018/29 lalu.

Saat itu, meski masih 19 tahun, De Ligt sudah dipercaya mengenakan ban kapten Ajax, dan dia menerima tanggung jawab itu dengan sangat baik. Lalu De Ligt memutuskan hengkang ke Juve untuk memupuk kemampuan bertahannya, keputusan tepat.

Meski saat ini masih berjuang beradaptasi, De Ligt sebenarnya sedang berkembang. Bagaimanapun tidak ada perkembangan dalam zona nyaman, De Ligt menyadari itu.

Trofi: Eredivisie, KNVB Cup, Eredivisie U-19

Penghargaan: the best player of the AEGON Future Cup (U17) 2015, the best player of the Copa Amsterdam (U19) 2015, Biggest Talent of Ajax youth academy ‘de Toekomst’ 2016,
Golden Boy 2018, Johan Cruijff Prize 2018

Continue Reading

Bola Indonesia

Ibunda Jokowi Meninggal Dunia, Sepakbola Indonesia Ikut Berduka

Published

on

By

Ibunda Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi Notomiharjo, meninggal dunia sore tadi. Sepakbola Indonesia turut berduka, dari PSSI hingga klub Liga 1 mengirim doa.

Sudjiatmi meninggal dunia pada di RST Slamet Riyadi, Solo pada pukul 16.45 WIB, Rabu (25/3/2020). Mendiang tutup usia pada umur 77 tahun.
Rombongan Jokowi kini telah tiba di Solo. Rencananya, mendiang Ibunda Jokowi akan dimakamkan di Desa Mundu, Karanganyar, Kamis (26/3).

Berpulangnya Ibunda Jokowi itu membuat Indonesia tambah berduka, di tengah sedang mewabahnya virus corona. Dunia sepakbola Tanah Air pun demikian, yang langsung menyampaikan pesan bela sungkawanya.

Lewat akun media sosialnya, federasi PSSI hingga beberapa klub Liga 1 seperti Arema FC, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, turut menyamapaikan dukanya. Sepakbola Indonesia mendoakan mendiang Ibunda Jokowi.

Continue Reading

Bola Indonesia

Dampak Virus Corona, Olimpiade 2020 Resmi Ditunda

Published

on

By

Pentas olahraga multi cabang Olimpiade 2020 Tokyo akhirnya resmi ditunda selama satu tahun menyusul semakin parahnya wabah virus Corona.

Keputusan ini diambil setelah Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menggelar pembicaraan lewat video telekonferensi pada Selasa (24/3/2020) petang WIB.

Dalam pembicaraan ini, turut serta juga Presiden Panitia Olimpiade 2020 Mori Yoshiro, Menteri Olimpiade,Hashimoto Seiko, Gubernur Tokyo Koike Yuriko serta beberapa petinggi dari IOC.

Seharusnya, Olimpiade 2020 dihelat pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020 nanti. Namun akibat pandemi virus Corona ini, IOC dan Pemerintah Jepang sepakat untuk menggelar Olimpiade 2020 pada 2021, tapi tak lebih dari musim panas 2021.

Lebih lanjut, para pihak yang berkepentingan juga sepakat untuk tetap memakai nama Olimpiade Tokyo 2020 dan Paralimpiade Tokyo 2020.

Tak hanya itu, IOC dan Panitia Olimpiade 2020 juga sepakat bahwa api obor Olimpiade akan tetap berada di Jepang hingga tahun depan.

Sepanjang 124 tahun sejarahnya, Olimpiade baru kali ini mengalami penundaan. Meski demikian, pentas Olimpiade pernah tiga kali dibatalkan akibat perang dunia, yakni pada 1916, 1940, dan 1944 silam.

Continue Reading

Trending